Pembelajaran Bahasa Arab Di Pondok Pesantren – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing yang terbuka di Pondok Pesantren Roudlotul Qurro Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode studi kasus dan observasional. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa seperti halnya di pesantren lainnya, bahasa Arab juga menjadi materi pembelajaran yang wajib diikuti oleh setiap pesantren Roudlotul Qurro di Kota Cirebon. Pembelajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi Islam Roudlotul Qurro dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) Pembelajaran Tata Bahasa Arab (Nahwu dan Sharaf) dan (2) Pembelajaran Tata Bahasa Arab (Nahwu dan Sharaf) di Sekolah Internet Islam ini diperuntukkan bagi siswa yang telah mengenyam pendidikan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi, karena pada usia ini siswa sudah mengalami kemajuan dalam membaca, melafalkan dan menerjemahkan bahasa arab
(percakapan) dalam bahasa arab dilakukan dengan melaksanakan lingkungan bahasa arab dan hari bahasa arab. Setiap pelajar wajib berbahasa Arab di lingkungan dan hari berbahasa Arab sehingga pelajar yang kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab akan menghadapi sanksi yang berlaku.
Hamid Fahmi Zarkasyi, Pengembangan Kelembagaan dan Kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah, Makalah “Seminar Pengembangan Pondok Pesantren Salafiyah” yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Agama dan Pendidikan Keagamaan, 8-10 Juni 2007.
Maskur, A., & Anto, P. (2018). Metode Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing di Pondok Pesantren Modern. El Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 1(1), 63-68. https://doi.org/10.54125/elbanar.v1i1.10
Analisis Kesalahan Penguraian Kata; Asma Nadia Budaya Literasi Tujuan Pembelajaran Pengaruh Pembelajaran Bahasa Indonesia Alat Pembelajaran Percakapan, Kesulitan Belajar, Membaca Permulaan Model Pembelajaran Kooperatif Model Pendidikan Keluarga Model Pembelajaran Novel Pendidikan Anak Pendidikan Karakter Pengetahuan Sastra, kemampuan menulis cerpen. Masa Depan Pendidikan Nasional; Piramida Ringkasan Siti Hajar Media Global
Artikel tentang Pendidikan Islam telah melalui pra-review dan verifikasi oleh Penulis sebelum diajukan untuk dipublikasikan. Jurnal, Pemimpin Redaksi dan staf redaksi tidak mempunyai hak atau hak untuk membenarkan atau bertanggung jawab atas data yang tidak akurat dan menyesatkan. Barabai – Di era global seperti ini, penguasaan bahasa berstandar internasional seperti Inggris dan Arab adalah hal yang sangat penting. suatu kewajiban dalam interaksi sosial. Sebagai pondok pesantren yang berwawasan luas dan berwawasan jauh ke depan, Pondok Pesantren Modern Darul Istiqamah (PPMDI) Barabai, Kalimantan Selatan juga mempersiapkan santri dan santrinya dalam berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu linguistik.
Dikenal dengan pesantren bilingual atau pesantren yang menggunakan dua bahasa dalam segala aktivitas dan pembelajaran sehari-hari. PPMDI juga mempunyai program bahasa lainnya.
Pembekalan kosakata ini merupakan kegiatan wajib sehari-hari bagi siswa yang biasanya dilakukan setiap pagi di asrama. Kegiatan ini dimulai setelah salat subuh atau pukul 05.30 WITA.
Dipimpin oleh pengurus Organisasi Siswa Pesantren Modern (OPPM), siswa akan memperoleh kosakata bahasa Arab (mufrodat) dan bahasa Inggris (vocabulary) sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh jurusan bahasa masing-masing kelas.
Selain menerima kosakata dua bahasa tersebut, siswa juga diwajibkan menyerahkan mufradat atau kosakata yang telah dibacanya kepada mudabbir atau pengelola asrama setiap hari. Tujuannya agar siswa lebih mengingat kosakata yang telah diberikan. Karena jika mereka hafal maka akan memudahkan mereka dalam mengamalkannya setiap hari.
Mempelajari suatu bahasa tentu tidak lepas dari latihan. Oleh karena itu, untuk membantu kemampuan berbahasa siswa. PPMDI juga memberikan kesempatan untuk mempraktekkan kosakata yang diberikan dalam ceramah yang dilaksanakan pada Rabu pagi dan Minggu pagi.
Pertama-tama siswa akan diberikan topik pembicaraannya yang akan berubah setiap kali kegiatan ini dilakukan. Kemudian mereka akan mencari lawan bicaranya, sehingga masing-masing akan ada dua orang yang akan melakukan percakapan berdasarkan topik yang diberikan.
Setelah waktu habis, bagian bahasa OPPM akan melakukan koreksi atau koreksi. baik dalam pengucapan atau kosa kata.
Selain muhadatsa atau percakapan dengan bahasa tersebut, ada juga muhadhoroh atau pidato yang dilakukan setiap malam Sabtu. Tak hanya melatih bahasanya, kegiatan ini juga mengajarkan siswa untuk percaya diri berbicara di depan umum dengan menggunakan bahasa tersebut. Muhadhorah/public speaking meliputi bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris.
Dalam bahasa Inggris dan Arab sehari-hari tentu saja ada kekeliruan dan kekeliruan. Jadi program Irtiqo’ul Lughah atau peningkatan bahasa siswa adalah dengan memberitahukan kesalahan-kesalahan penggunaan bahasa kepada siswa dan kemudian mengajari mereka cara melakukannya dengan benar. Kegiatan ini biasanya berbentuk seminar untuk seluruh mahasiswa. Ini akan dilaksanakan pada Selasa malam.
Acara ini merupakan program tahunan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa melalui kompetisi. Lomba pidato atau lomba berbicara, dimana siswa berlomba-lomba memberikan pidato dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Tujuannya untuk memperkuat jiwa kompetitif mahasiswa agar menjadi lebih baik diantara mahasiswa lain dalam hal berbahasa Mahasiswa Program Studi Islam Mahasiswa Islam (PPMV) pada Rabu (14/10) mengikuti pembelajaran bahasa Arab. Kegiatan dimulai pukul 20.00 WIB dan berakhir pada pukul 21.50 WIB. Bahasa Arab merupakan salah satu sumber yang diberikan kepada mahasiswa PPMV dengan metode maqqilli. Diajar langsung oleh Direktur Program Syaamil Arab Mustaqilli, Ustaz Firman Afifudin Saleh.
Atau pembawa acara malam itu mengatakan bahwa kelas tersebut diikuti oleh 30 peserta, termasuk 9 orang ikhwan (laki-laki) dan 21 orang akhwat (perempuan). Ada juga topik yang dibahas mengenai fonetik, nama dan jenis tanda baca panjang.
“Alhamdulillah kelas bahasa Arab PPMV malam ini berjalan dengan baik, seperti biasa Ustaz Firman menyampaikan materi dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Karena sesuai dengan motto jalan maqqilli yaitu cepat, mudah, menyenangkan dan teratur. “, kata Kemal.
Ustaz Firman mengawali pembelajaran dengan mengulang materi sebelumnya dengan menggunakan power point, dan dilanjutkan dengan materi Harokat yang panjang dengan menggunakan papan tulis, setelah itu Ustaz mengajak komunikasi materi tersebut kepada para santri dan menanyakan satu persatu cara membaca huruf. hijaiyah dengan harokat panjang “Kami sangat antusias dengan pembelajaran ustaz yang interaktif, sehingga mudah dipahami,” kata Daris (Angga).
Dibuka, Pendaftaran Mahasiswa Kajian Islam Luar Negeri Santri Tahfiz Eco Islamic Studies Adakan Kamp Bahasa Pelatih Bahasa Arab Khusus, ajang “DISCOVER” pertama untuk kemampuan berbahasa asing! Tingkatkan Bahasa Inggris Khusus Karya Santri Tingkatkan Kualitas DT, Aa Gym Pandu Karya Santri dengan Semangat Belajar Banyak yang mengamini bahwa lembaga pendidikan berusia seabad ini merupakan salah satu pesantren yang berhasil menjadikan santrinya mahir dalam 2 bahasa internasional, Arab dan Bahasa inggris.
Meski banyak kekurangannya, Pondok Pesantren Gontor terus mengembangkan bahasanya. Namun, masih banyak orang yang ingin mengetahui bagaimana lembaga-lembaga tersebut mengajarkan bahasa internasional.
Berikut ini adalah metode pembelajaran bahasa Arab dan Inggris di Pondok Modern Gontor yang sudah banyak digunakan oleh pondok pesantren, dan bahkan bisa digunakan di sekolah kita:
Sesekali selepas salat subuh dan pembacaan Alquran, para guru bahasa di masing-masing asrama yang notabene siswa kelas 5 memberikan 3 kosakata bahasa Arab kepada siswa kelas 1-4 di depan siswa. ruang.
Arti setiap kata akan dijelaskan dalam bahasa asli kata tersebut dan harus diucapkan beberapa kali hingga Anda memahami dan menghafalnya.
Begitu terlintas di benak Anda, beberapa anggota dewan akan dipilih secara acak untuk membuat kalimat dari kata asing tersebut. Tentu saja ada hukuman bagi mereka yang tidak bisa merangkai kata.
Kosa kata yang diberikan pada hari itu akan diminta untuk diperkuat keesokan harinya karena harus ditulis di buku khusus, buku tersebut diperiksa keseluruhannya setiap minggu.
Khusus pada hari Selasa dan Jumat, terdapat kegiatan muhadatsah di luar asrama sebelum pagi hari berjamaah. Siswa berbaris sambil bertatap muka dan harus melakukan percakapan dalam bahasa Arab atau Inggris dengan materi apa pun yang sesuai untuk percakapan tersebut.
Fasilitator bahasa akan berkeliling mendengarkan percakapannya sambil memeriksa, mengoreksi tata bahasa dan pengucapan, bahkan menegur jika ada yang hanya duduk diam tanpa berbicara. Kegiatan ini memakan waktu sekitar 30 menit.
Aktivitas kelas tidak terlalu intens. Setiap kali ada judul materi baru yang dimasukkan, guru akan menuliskan kosa kata yang berkaitan dengan mata pelajaran tersebut, lengkap dengan maknanya dalam bahasa mata pelajaran tersebut.
Fiqh misalnya, menggunakan kitab-kitab berbahasa Arab. Oleh karena itu akan diberikan kosakata bahasa arab, maknanya dalam bahasa arab, juga dijelaskan dalam bahasa arab.
Uniknya, pada jam pelajaran pengenalan materi menggunakan bahasa matpel. Jika mata pelajarannya Grammar, maka akan dijelaskan dalam bahasa Inggris.
Begitu pula ketika siswa bertanya harus berbahasa Inggris atau Arab tergantung mata pelajarannya. Metode ini juga disebutkan dalam artikel Review Pembelajaran Bahasa Asing di Sekolah Bilingual.
Siswa Gonto dilarang keras berbicara bahasa Indonesia, apalagi bahasa daerah, dalam keadaan normal. Bukan berarti masyarakat pondok modern tidak menyukai NKRI, tapi begitulah pandangan dunia pendidikan.
Mahasiswa dikondisikan seolah-olah berada di Saudi selama 2 minggu dan 2 minggu di London. Ini merupakan jenis rekayasa agar pelajar dapat menggunakan dua bahasa resmi yaitu Arab dan Inggris.
Tidak menggunakan bahasa resmi — menggunakan bahasa Arab dalam minggu bahasa Inggris juga merupakan kesalahan, menyalahgunakan bahasa, mengaburkan bahasa resmi atau tidak membawa kutaib (buku catatan kecil) di saku saat keluar ruangan.
Hukumannya, setiap tersangka harus menjadi mata-mata dan mengirimkan minimal 3 nama pelanggar bahasa tersebut sebelum berangkat ke masjid keesokan harinya. Siklus ini akan terus berlanjut hingga waktu ujian semester tiba.
Kasus ini mempunyai efek yang menyedihkan, karena ia harus berdiri dengan satu kaki, memegang kamus selama 30 menit, di mana ia juga harus menunda makan malam.
Masih banyak lagi metode Gontor dalam mengajarkan kemampuan berbahasa Arab kepada murid-muridnya, seperti: latihan pidato, lagu daerah, lakon, lomba puisi, bahkan pramuka pun terkadang menggunakan bahasa Arab.
Semua itu bertujuan satu, yaitu mengenalkan bahasa Arab ke dalam hati mereka, karena bahasa Arab adalah bagian dari agama Islam.
Nantinya setelah lulus, para mujahidin bisa membuka pintu pendidikan dengan kunci bahasa yang telah disiapkan.