Metode Pembelajaran Pondok Pesantren Modern – Saat ini, Indonesia menyaksikan banyak perkembangan di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Banyak sekali perkembangan dalam dunia pendidikan, mulai dari sistem, metode, bahkan kurikulum yang berkembang pesat. Dari penggunaan model KBK, KTSP, CTL, PAIKEM masih banyak lagi cara untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Saat ini pemerintah sedang giat-giatnya melakukan inovasi dalam dunia pendidikan. Benar, hal ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Indonesia, namun dengan adanya hal-hal seperti itu, pendidikan kuno atau pendidikan model lama khususnya dalam bidang pendidikan agama khususnya Islam yang biasa dikenal dengan Pondok Pesantren dan khususnya dikenal dengan sebutan Pesantren. Pesantren Salafi meyakini inovasi pendidikan di Indonesia tiada duanya.
Hal ini pula yang membuat para pengurus pesantren berpikir bagaimana menciptakan sistem pendidikan agama Islam yang tidak terlihat kuno, jadul, dan kampung. Dengan bantuan hal-hal tersebut, sehubungan dengan tumbuhnya peradaban negara kita, maka terciptalah apa yang disebut dengan pesantren modern. Namun, meski berusaha menyeimbangkan kebutuhan keagamaan dengan mengikuti kemajuan zaman, kedua lembaga pendidikan Islam ini tetap menghadapi tantangan perkembangan teknologi dan pendidikan negara kita.
Namun tidak semua pesantren zaman dahulu ingin mengubah sistem di dunia Islam. Masih banyak pesantren yang tetap mempertahankan jati diri dan nilai-nilai agamanya. Di dunia yang terus berubah ini, mereka bertekad untuk tidak mempertahankan status quo. Oleh karena itu, dunia pesantren kini terbagi menjadi dua kategori, yakni pesantren Salafi dan pesantren modern. Menghadapi dunia modern saat ini, lembaga-lembaga tersebut mempunyai tantangan tersendiri untuk mempertahankan visi dan misi lembaganya. Penulis akan menjelaskan secara singkat permasalahan apa saja yang mungkin mereka hadapi dalam dunia pendidikan saat ini, dan semoga pidato ini dapat menjadi contoh bagi kita khususnya dalam dunia pendidikan dan pendidikan Islam.
Kurikulum pesantren berasal dari kata santri yang mempunyai awalan pe dan akhiran tempat tinggal para santri. Ensiklopedia Islam memberikan gambaran berbeda, yaitu pesantren berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji, atau dari bahasa India shastri dan shastra yang berarti kitab suci, kitab agama atau ilmu pengetahuan. 1 Ada yang mengatakan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Dan di lembaga inilah para santri mempelajari ilmu dan nilai-nilai agama2 Pesantren juga mempunyai dua makna ditinjau dari segi fisik dan budaya. Dilihat dari segi fisiknya, pesantren merupakan suatu kompleks pendidikan yang terdiri dari bangunan-bangunan yang dilengkapi dengan prasarana penunjang pendidikan. Pondok pesantren memiliki ciri-ciri inti seperti ketaatan, keikhlasan dan kerendahan hati, serta tradisi keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sejak saat itu, lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki landasan kuat yaitu pesantren Budha diubah menjadi lembaga pendidikan Islam. Dari sekian banyak penafsiran di atas, disini penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam tradisional yang telah berkembang dan ikut serta dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
Sedangkan kata Salaf atau Salafiyah sendiri berasal dari nama Arab Salafiyyah untuk menyebut sekelompok umat Islam yang mengacu pada Al-Qur’an dan ajaran Asuna, amalan hidup Islam generasi pertama (asalafussoh). Saat itu umat Islam terpecah menjadi ajaran tauhid dan berbagai golongan. Kelompok Salafi ini mendeklarasikan kemerdekaannya dari semua kelompok tersebut dan mengajak semua yang terpecah dalam kelompok untuk mengikuti ajaran Al-Qur’an dan Asuna.
Kata Salaf digunakan sebagai antonim Salaf dan bukan Kolaf. Istilah ini digunakan untuk membedakan antara ulama Salafi (tradisional) dan ulama Khulaf (modern). Ketika para ulama menyerukan kembalinya ajaran Al-Qur’an, maka salaf tidak selalu berarti ketinggalan jaman. Seringkali mereka lebih fleksibel dibandingkan Khulaf karena banyak Khulaf ulama yang juga diartikan sebagai gambaran ulama yang berorientasi Salafi.
Istilah salaf untuk pesantren hanya digunakan di Indonesia. Namun yang dimaksud dengan pesantren Salafi adalah pesantren yang tidak menggunakan kurikulum modern, inovasi pemerintah, atau ulama masa kini. Pondok pesantren salafi dikenal sebagai pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal seperti madrasah atau sekolah. Jika menyelenggarakan pendidikan agama menurut sistem pembelajaran di kelas, maka kurikulumnya berbeda dengan kurikulum sekolah teladan atau madrasah pada umumnya. Sedangkan menurut Zamakshiara Dofir, Pesantren Salafi (dalam Wahjoetomo, 1997: 83) adalah pesantren yang menjunjung tinggi ajaran kitab-kitab Islam kuno (salaf) sebagai landasan pendidikannya. Oleh karena itu, menurut penulis, pesantren Salafi adalah pesantren yang melatih santrinya dalam kajian agama Islam tanpa mengikutsertakan pendidikan umum. Tugas-tugas yang biasa dilakukan adalah penerjemahan kitab-kitab dalam proses belajar mengajar, kajian ajaran Islam dengan menggunakan kitab kuning atau kitab kuno (klasik), atau ulama yang paling dominan, qiyy menjadi sumber rujukan utama dalam proses belajar mengajar. pendidikan sistem siswanya. Pondok pesantren tradisional (Salafi) adalah “salah satu lembaga pendidikan Islam yang paling disegani dalam pembinaan ulama masa depan dan berada di garis depan dalam menyingkirkan dampak negatif kehidupan modern.” Istilah pesantren tradisional masih digunakan untuk merujuk pada ciri-ciri utama perkembangan pesantren yang dilanjutkan dengan gaya generasi pertama atau generasi Salafi. Dapat penulis jelaskan pengertian singkat tentang pesantren salaf.
Sedangkan pengertian Pesantren Halaf (modern) adalah pesantren yang memasukkan mata pelajaran umum dalam kurikulum madrasah, atau lembaga yang menyelenggarakan sekolah umum seperti pesantren. MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK bahkan PT di wilayahnya (Depag, 2003: 87). Oleh karena itu, pesantren yang ada saat ini merupakan pesantren yang merupakan perkembangan dari pesantren-pesantren sebelumnya, karena merupakan “legenda hidup” lembaga pendidikan asli Indonesia yang lebih tua dari Indonesia sendiri. Sedangkan menurut penulis Pesantren Modern, Pesantren Modern merupakan pesantren yang berupaya menyeimbangkan pendidikan agama dengan pendidikan umum. Lebih luas dari pesantren Salaf. Selain mengajarkan pendidikan agama Islam, pesantren ini juga mengajarkan ilmu-ilmu umum dan bahasa asing untuk mengikuti perkembangan modern yang semakin maju. Sekolah juga didirikan di berbagai tingkatan sebagai infrastruktur untuk mendukung sistem pembelajarannya. Ada banyak pesantren di daerah kita. Misalnya saja pesantren modern Gontor.
Namun baik pesantren Salafi maupun pesantren modern memiliki lima unsur utama: pengajaran kia, santra, masjid, pundok dan kitab klasik. Selain itu pesantren mempunyai ciri khusus seperti kepemimpinan yang kharismatik dan suasana yang sangat religius.
Pada mulanya pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafi atau pesantren tradisional, cukup berperan dalam melindungi masyarakat dari pengaruh ideologi atau agama kolonial. Karena kesucian, mutu keilmuan dan semangat para pendiri pesantren, maka banyak lahir ulama-ulama besar Islam dari pesantren pada masa itu. Namun dalam perjalanan sejarah peradaban manusia yang berkembang pesat, pesantren juga lambat laun kehilangan potensi sosialnya, karena teknologi berkembang begitu pesat sehingga 10 pesantren bersikeras untuk tetap konservatif dan tertutup dari dunia luar. . Oleh karena itu, respon mereka terhadap perubahan zaman sangat sedikit dirasakan oleh mereka. Kemajuan pendidikan tertinggal jauh dibandingkan pesantren modern baik dari segi kurikulum maupun kurikulum. Dari segi kurikulum, pesantren ini menonjol karena penekanannya pada fikih, tasawuf, dan ilmu-ilmu instrumental. Sistem pelatihannya masih mengikuti model lama seperti metode crowd, rutin, bahasa gaul dan lainnya.
Pilihan pesantren untuk tidak mengikuti norma pendidikan formal terkadang bermula dari kenyataan bahwa kurikulum atau kurikulum negara tidak memenuhi kebutuhan lembaga pesantren dengan visi dan misi pendidikan yang unik. Selain itu, orientasi keilmuan dalam pendidikan formal diasumsikan terfokus pada hasil akademik dan pekerjaan. Sementara itu, pesantren Salafi fokus pada keberhasilan pandangan Ahlakul Karim 11 yang melemahkan umat Islam dan mendorong perubahan sosial di bidang ekonomi, teknologi, dan masyarakat. Secara ringkas kelemahan-kelemahan pesantren Salafi secara umum antara lain sebagai berikut.
Oleh karena itu, menurut penulis, hal-hal yang tidak berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pesantren Salafi saat ini patut sedikit dievaluasi kembali agar para penerus negeri sendiri dapat melestarikan keunikan pesantren Salafi. Dan eksistensi pesantren Salafi tetap bertahan. Karena manusia juga mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
Tidak dapat dipungkiri kehadiran pesantren Salafi membawa perubahan pada masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan awal kemerdekaan Indonesia. Perlu kita ketahui juga bahwa banyak mahasiswa Islam yang ikut serta dalam kebangkitan perjuangan kemerdekaan negara kita